ALAM GHAIB MENURUT ISLAM
Alam dibedakan atas alam ghaib (seperti Allah, malaikat, jin, surga, dan neraka) dan alam tampak. Ghaib menurut bahasa berarti yang tidak tampak. Allah-lah yang paling mengetahui kedua alam tersebut.
“Dialah Allah yang tidak ada ilah kecuali Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang tampak (QS Al-Hasyr : 22)”.
“Sesungguhnya Aku mengetahui segala yang ghaib di langit dan di bumi dan Aku mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian sembunyikan (QS Al-Baqarah : 33)”.
“Dialah Allah yang tidak ada ilah kecuali Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang tampak (QS Al-Hasyr : 22)”.
“Sesungguhnya Aku mengetahui segala yang ghaib di langit dan di bumi dan Aku mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian sembunyikan (QS Al-Baqarah : 33)”.
Kita harus beriman kepada yang ghaib. “Kitab ini tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib .
(QS Al-Baqarah : 2-3)”. Tetapi kita hanya bisa mengetahui yang ghaib secara benar dengan cara ikhbari, yakni sejauh apa yang dikemukakan oleh Allah dan Rasul-Nya (Al-Qur’an dan As-Sunnah).
(QS Al-Baqarah : 2-3)”. Tetapi kita hanya bisa mengetahui yang ghaib secara benar dengan cara ikhbari, yakni sejauh apa yang dikemukakan oleh Allah dan Rasul-Nya (Al-Qur’an dan As-Sunnah).
Alam ghaib yang diciptakan oleh Allah merupakan ujian bagi manusia selama dia hidup di dunia. Manusia diuji apakah ketika di dunia dia beriman kepada Allah, Hari Akhir, surga, neraka, pahala akhirat dan sebagainya – yang mana semuanya itu tidak tampak – ataukah dia mengingkarinya.
Malaikat
Malaikat merupakan tentara-tentara Allah yang ditugaskan untuk urusan-urusan tertentu. Diantara malaikat-malaikat Allah kita mengenal antara lain malaikat yang sepuluh, delapan malaikat yang mengusung Arsy Allah (QS Al-Haaqqah : 17), dan malaikat-malaikat yang ditugaskan untuk menolong orang-orang mukmin yang sedang berjihad (QS Al-Anfal : 9).
Sifat-sifat malaikat :
1)Memiliki dua, tiga, atau empat sayap (QS Faathir : 1), kecuali Jibril - yang merupakan malaikat yang paling besar - memiliki 600 atau 700 sayap (Shahih Al-Bukhari).
2)Suka berkumpul di majelis-majelis dzikir / ilmu sembari memohonkan ampun bagi yang ada disitu dan mengepak-ngepakkan sayap mereka sebagai tanda ridha.
3)Merupakan tentara-tentara Allah yang tidak pernah bermaksiat (membangkang) atas perintah Allah kepada mereka dan senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka.
4)Tidak menikah, tidak makan, dan tidak minum.
5)Tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar yang diharamkan.
6)Menyukai tempat-tempat yang bersih.
Jin
Jin dan manusia yang dua makhluq Allah yang dibebani dengan syariat agama, sehingga dikenai pahala dan siksa. Semua jin bisa meninggal dunia kecuali Iblis dan keturunannya yang ditangguhkan kematiannya sampai Hari Kiamat. Iblis dahulunya juga jin tetapi setelah menolak sujud kepada Adam atas perintah Allah, ia beserta keturunannya dilaknat oleh Allah. Jadi Iblis dan keturunannya kafir seluruhnya, berbeda dengan jin yang terdiri atas mukmin dan kafir. Jin yang kafir ini sering juga disebut sebagai syaithan karena memiliki sifat yang serupa. Disamping itu, istilah syaithan juga dipakai untuk manusia yang memiliki sifat-sifat syaithan. Adapun jin yang muslim, sebagaimana manusia, ada yang benar-benar taat dan ada pula yang suka berbuat maksiat.
Syaithan dan jin menikah, makan, dan juga minum. Keduanya tingal di alam yang tidak terlihat oleh manusia, tetapi mereka bisa melihat manusia. Tetapi jika mereka menampakkan diri di alam tampak dalam wujud alam tampak maka manusia bisa melihat mereka.
Syaithan dan jin yang ingkar menyukai tempat-tempat yang kotor dan juga rumah-rumah yang tidak dibacakan Al-Qur’an didalamnya dan rumah-rumah yang penghuninya tidak pernah berdzikir kepada Allah.
Qarin (Pendamping) Manusia
Allah telah menetapkan bahwa setiap manusia didampingi oleh seorang malaikat (yang senantiasa mengajak kepada kebaikan) dan seorang jin kafir (yang senantiasa mengajak kepada keburukan). Semua jin yang menjadi qarin manusia adalah kafir kecuali jin qarin Rasulullah yang telah diislamkan oleh Allah.
Interaksi antara Jin dan Manusia
1)Dari sisi penciptaan, manusia lebih baik dan lebih mulia daripada jin. “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik penciptaan (QS At-Tiin)”. “Dan sungguh Kami telah memuliakan keturunan Adam (manusia) … (QS Al-Isra’)”.
2)Rasul-rasul Allah adalah dari kalangan manusia. Tetapi jin tetap bisa mendengarkan dakwah mereka karena jin bisa melihat dan mendengarkan mereka dari alam mereka.
3)Dalam syariat Nabi Muhammad saw, kita dilarang untuk meminta perlindungan dan meminta pertolongan kepada jin, meskipun dalam perkara kebaikan. “Dan terdapat sekelompok manusia yang meminta perlindungan kepada sekelompok jin sehingga para jin itu menjadi semakin congkak (QS Al-Jin)”.
4)Islam mengharamkan pernikahan antara jin dan manusia.
4)Islam mengharamkan pernikahan antara jin dan manusia.
Tentang Peramalan
Syaithan senantiasa berusaha untuk mencuri berita langit dengan cara saling berpikul-pikulan diantara mereka sehingga yang diatas menyampaikan kepada yang dibawahnya. Jika telah sampai pada syaithan yang paling bawah maka syaithan tersebut akan menyampaikannya pada tukang ramal (dukun). Tetapi setiap kali mereka berusaha mencuri berita langit itu, Allah menjadikan suluh-suluh api yang menyambar mereka. Sebagian besar usaha pencurian mereka senantiasa gagal tetapi jika sekali saja mereka berhasil mencuri maka satu berita benar itu akan dibungkus dengan 99 kedustaan dan kebatilan.
Tentang Sihir
Sihir merupakan salah satu dosa besar. Dalam hukum Islam, pelaku sihir harus dihukum mati. Sihir ada yang berupa tipuan pandangan mata dan ada pula yang menyakiti orang lain.
Pintu-Pintu Penyebab Campur Tangan Jin di Alam Manusia
Faktor-faktor penyebab campur tangan dan gangguan jin di alam manusia melalui berbagai pintu, antara lain:
a. Pintu kelemahan kondisi psikologis (kejiwaan) seperti : Perasaan takut sekali, sedih sekali, marah sekali, kelalaian hati dari zikrudllah dan semacamnya
b. Pintu memperturutkan hawa nafsu di tengah maraknya berbagai kemaksiatan.
c. Pintu bid'ah dengan segala macam dan tingkatannya yang tersebar di tengah - tengah masyarakat.
d. Pintu dunia perdukunan, peramalan dan sejenisnya.
e. Pintu dunia beladiri dan olah kanoragan dengan menggunakan tenaga dalam.
f. Pintu dunia olah pernafasan, meditasi dan semacamnya.
g. Pintu dunia pengobatan alternatif supranatural.
h. Kencederungan umum masyarakat kepada dunia klenik, mistik dan misteri.
i. Dan lain - lain.
Tentang Ruqyah Syar’iyah
Definisi: Ruqyah Syar'iyah adalah sebuah terapi syar'i dengan cara pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan do'a-do'a perlindungan yang bersumber dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yang dilakukan seorang muslim, baik dengan tujuan untuk penjagaan dan perlindungan diri sendiri atau orang lain dari pengaruh jahat pandangan mata (al-'ain) manusia dan jin, kerasukan, pengaruh sihir, gangguan kejiwaan, berbagai penyakit fisik dan lain-lain; Maupun dengan tujuan untuk pengobatan dan penyembuhan bagi orang yang terkena salah satu diantara jenis-jenis gangguan dan penyakit tersebut.
Penting: Istilah Ruqyah disertai kata Syar'iyah dimaksudkan bahwa, terapi ini dalam pelaksanaannya harus murni semurni-murninya sesuai dengan batasan-batasan Syari'ah Islam yang berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dan hal itu baik dalam kemurnian Aqidah, niat dan tujuan, muatan dan isi, maupun tata cara pelaksanaan. Jadi harus bersih sebersih-bersihnya dari unsur-unsur campuran yang tidak berdasar (bid'ah) dan yang melanggar hukum Syara'.
Urgensi Ruqyah Syar'iyah
1. Menghidupkan sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dalam hal penjagaan dan perlindungan diri serta terapi pengobatan penyakit jiwa maupun fisik.
2. Minimnya pembentengan diri dengan wirid - wirid dan dzikir- dzikir syar'i, sehingga banyak kalangan yang berpeluang terkena pengaruh buruk pandangan mata kedengkian manusia dan jin. Disamping banyaknya korban kejahatan dunia sihir dan perdukunan.
Perisai Diri
1. Secara umum, jagalah ketaatan dan jauhi kemaksiatan.
2. Peliharalah sholat fardhu dan juga sholat-sholat nafilah, khususnya sholat rawatib, qiyamul lail (minimal witir) dan sholat dhuha.
3. Perbanyaklah membaca Al-Qur'an setiap hari, khususnya pada malam hari, dan lebih afdhal jika disertai dengan membaca terjemah tafsirnya untuk tadabbur.
4. Persempitlah jalan syaithan dalam diri dengan banyak berpuasa, minimal tiga hari setiap bulan.
5. Basahi lidah dan bibir dengan banyak berdzikir, baik dzikir secara khusus pada kesempatan-kesempatan tertentu maupun dzikir secara umum seperti bertasbih, bertahmid, bertakbir, bertahlil, bershalawat, dan lain-lain.
6. Jagalah wirid dzikir pagi dan petang dengan Al-Ma'tsurat atau lainnya yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
7. Bekali diri dengan ilmu yang shahih berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai manhaj as-salaf ash-shalih, dengan banyak membaca, konsultasi, mengikuti kajian-kajian Islam secara manhaji, dan lain-lain; khususnya dalam tema-tema aqidah, tazkiyatunnafs, tafsir Al-Qur'an, dan Al-Hadits.
8. Jauhilah kebiasaan melamun dan mengkhayal, serta hindarkan pikiran dari hal-hal yang membebani sampai membuat gelisah, sedih, takut, tertekan, marah, putus asa, dan lain-lain.
9. Pertahankan diri selalu berada di tengah lingkar pertemanan dan kebersamaan islami yang istiqamah.
10. Sering-seringlah bermuhasabah diri diikuti taubat dan istighfar.
11. Usahakan selalu dalam keadaan suci (berwudhu).
12. Tidurlah secara islami (sesuai Sunnah), dengan cara :
a.Niat (tidur dengan sengaja).
b.Berwudhu.
c.Membersihkan dan merapikan tempat tidur.
d.Membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 34 kali.
e.Membaca Ayat Kursi dan dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah.
f.Mendekatkan kedua telapak tangan ke mulut, meniup, dan membaca surat-surat: Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An- Naas, lalu mengusapkan pada anggota badan semerata mungkin. Dan ini dilakukan tiga kali.
g.Membaca doa tidur.
h.Tidur dengan cara berbaring miring ke kanan.
i.Jika bermimpi buruk hendaklah :
1) Meludah kecil ke sebelah kiri 3 kali.
2) Berta'awwudz.
3) Mengubah posisi tidur.
4) Tidak menceritakannya.
5) Lebih baik jika bangun, berwudhu, lalu sholat.
AKIDAH SENJATA MUKMIN
A
|
kidah adalah tonggak
kekuatan bagi umat ISLAM. Sudut bahasa mudah difahami Akidah adalah kepercayaan
kepada ALLAH S.W.T secara mutlak dan tidak ada berbelah bagi, iaitu kepercayaan
yang menyeluruh tanpa ada sebesar zarah pun rasa sangsi dengan meletakkan ALLAH
dikedudukan yang paling atas dan paling sempurna dan tidak ada satu pun yang
setara atau mampu menandinginya.
FIRMAN ALLAH S.W.T.
DALAM SURAH AL-IKHLAS(1-4) :
Maksud Ayat :-
“Katakanlah : Dialah ALLAH, Yang Maha Esa, ALLAH adalah
Tuhan yang bergantung kepadanya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak
pula diperanakkan dan tidak ada seorang yang setara dengan-Nya.”
Kita wajib mengakui dan mengimani dengan sebenar-benarnya
ALLAH adalah Tuhan atas segala-galanya. Meyakini ALLAH adalah ‘maha’
atas segala-galanya. Mempercayai dengan sebenar-benarnya ALLAH Rabbal ‘alamin berdasarkan dalil
Al-Quran serta Hadis sahih.
“Faktor yang membezakan sebagai
mukmin sejati dan muslimin”
“Akidah yang menentukan hala tuju
kita di akhirat kelak”
Pengertian Akidah, dari sudut bahasa perkataan ‘AKIDAH ’ berasal dari perkataan arab
(‘aqada) yang memberi maksud ikatan, sangkutan atau meyimpulkan sesuatu. Secara
terminaloginya Akidah bermaksud kepercayaan, keyakinan atau keimanan yang kukuh
dan tidak mudah terurai daripada mana-mana pengaruh samada dari dalam mahupun
luar diri seseorang.
Pengertian akidah dalam Al-Quran adalah keimanan kepada
ALLAH iaitu mengakui kewujudan-NYA. Pada segi fungsinya ALLAH berperanan
sebagai Rabb, Malik dan ilah seperti yang dapat kita lihat
dalam Surah Al-Fatihah dan An-Naas,
Menurut kamus bahasa Lisaanul Arab dalam bab akidah, aqada
menjelaskan kata akidah diambil daripada kata dasar al-aqdu
iaitu ar-ra bth (ikatan), al-ibraam (pengesahan), al-ihkam
(penguatan), at-tawatsuq (menjadi kukuh, kuat), as-syaddu biquwwah (pengikatan
dengan kuat), at-tamaasuk (pengukuhan) dan al-itsbaatu (penetapan).
Selain itu juga akidah bermaksud al-yakin (keyakinan) dan al-jazmu
(penetapan).
Akidah ertinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada
orang yang mengambil keputusan. Pengertian Akidah dalam konteks ISLAM adalah
berkaitan dengan ikatan keyakinan keimanan kepada ALLAH dan bukannya perbuatan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BERAMAL IBADAT DENGAN NIAT YANG BETUL-BETUL IKHLAS DARI
LUBUK HATI KERANA ALLAH, KERANA KEIMANAN KEPADA ALLAH SERTA TAKUT AKAN AZAB
ALLAH DISAMPING MENGHARAP DAN BERSERAH KEPADA AGAR SENTIASA DILINDUNGI.
Sayyidul Istighfar (Penghulu Istighfar)
Dari Syaddad bin Aus ra. dari
Rasulullah saw. bersabda: Penghulu istighfar ialah "Allahumma
anta……". Sesiapa yang membacanya
dengan penuh keimanan waktu petang dan mati pada malam itu, maka masuk
syurga. Demikian juga siapa yang
membacanya waktu pagi dan mati pada hari itu masuk syurga. (HR. Bukhari)
Hukum dari al-quran
Wahai orang-orang yang
beriman! Bertaubatlah kamu kepada Allah dengan " Taubat Nasuha",
mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapuskan kesalahan-kesalahan kamu dan
memasukkan kamu ke dalam Syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, pada
hari Allah tidak akan menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman
bersama-sama dengannya; cahaya (iman dan amal soleh) mereka, bergerak cepat di
hadapan mereka dan di sebelah kanan mereka (semasa mereka berjalan); mereka
berkata (ketika orang-orang munafik meraba-raba dalam gelap-gelita):
"Wahai Tuhan kami! Sempurnakanlah bagi kami cahaya kami, dan limpahkanlah
keampunan kepada kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap
sesuatu"
(At-Tahrim 66 : 8)
اَللَّهُمَّ
أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ،
وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ
لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
Allahumma anta rabbii… laa ilaha illa anta, kholaqtanii... wa ana abduka,
wa ana ala ahdika, wawaq dika mastatho'tu, a'udzubika min syarri ma sonaq'tu
abu-u laka biniqmatika alaiya wa abu-u bidzambii.. faghfirlii… fa innahu laa
yaghfirudz-dzunuuba illa anta
"Ya Allah, tiada Tuhan yang sebenar melainkan Engkau, Engkaulah
yang menjadikan aku, aku adalah hamba-Mu, dan aku berjanji mentaati-Mu
semampuku, aku berlindung kepada-Mu daripada kejahatan kelakuanku, Kukembalikan
kepada-Mu segala nikmat yang Kau berikan dan aku kembali kepada-Mu dengan dosa
yang kulakukan. Ampunilah aku, kerana tiada siapa yang dapat mengampuniku
melainkan Engkau."
(Riwayat al-Bukhari no. 6306, 6323)
(Riwayat al-Bukhari no. 6306, 6323)
Hadis
Sesiapa yang
mengucapkannya pada siang hari ( pagi) dengan penuh keyakinan dengannya lalu
dia meninggal dunia pada hari tersebut sebelum petang maka dia dari kalangan
ahli syurga. Dan sesiapa yang mengucapkannya pada waktu malam ( petang ) dengan
penuh keyakinan dengannya lalu dia meninggal dunia maka dia dari kalangan ahli
syurga. ( hr. Bukhari ).
kelebihan mengamalkan
Kelebihan dan
kurniaan dari ALLAH S.W.T kepada hambanya yang mengamalkan penghulu istigfar
2 kali sehari selepas subuh dan maghrib.
1. Allah akan
melapangkan dirinya dari segala kesusahan, dan melepaskannya daripada segala
tekanan dan akan dikurniakan rezeki tanpa bisa dikira banyaknya.
2. Sesiapa yang
beristighfar sebanyak 7 kali, nescaya Allah akan menghapuskan daripadanya
sebanyak 7000 dosa.
3. Sesiapa
yang mengerjakan kejahatan, atau menganiayai dirinya, kemudian ia memohon ampun
kepada Allah ,nescaya ia akan mendapati Tuhan itu Maha Pengampun, Maha
Pengasihani.(Surah An Nisa' : 110)
4. Tuhan
tidak akan menyiksa mereka, selama mereka beristigfar. (Al Anfal: 33)
5.
Mendekatkan diri kepada Allah dan mendapat keberkatan dan melorong jalan untuk
menuju kepada segala macam kebajikan sama ada di dunia atau di akhirat .
6.
Mengurniakan pemberian yang baik kepadanya sehingga ke waktu yang ditentukan (
Surah Hud : Ayat 3) (Imam Habib Abdullah Haddad, 1981 : 232-235)
MENGELAKKAN GANGGUAN JIN & SYAITAN SERTA ORANG YANG ZALIM
WA IZAA QORO’TAL
QURANAJA’ALNAKA WABAINALLAZII NALAA YU’ MINUU NABIL AAKHIRATI HIJAA BAM MASTUU
RAA (al-isra’ : 45)
“Dan
apabila kamu membaca al-quran pasti kami adakan antara kamu dan orang yang
tidak beriman kepada kehidupan akhirat suatu dinding yang tertutup”
Ketahanan roh dah jasad perlu dalam usaha mengelakkan
diri daripada gangguan iblis dan syaitan. Selain daripada memperkuatkan roh
dengan menghampirkan diri kepada Allah SWT, langkah berikut perlu dilakukan
pada masa yang sama.
1. Sentiasa mengingati Allah dan menghampirkan diri
kepadaNya dengan melakukan ibadah yang wajib dan amalan-amalan sunat yang
berterusan. Sesungguhnya semakin hampir seseorang itu kepada Allah, maka
semakin jauhlah iblis dan syaitan daripadanya.
2. Zikrullah di waktu pagi dan petang, terutamanya
selepas sembahyang subuh dan asar. " Perbezaan antara rumah
yang dilakukan zikir dalamnya dengan rumah yang tiada zikir adalah seperti
hidup dengan mati".Maksud hadis riwayat Muslim.
3. Elakkan daripada menangis bersangatan, menjerit,
berbual atau bersolek di bilik air, ataupun menjerit di tempat sunyi.
4. Sentiasa menutup aurat.
5. Jangan membunuh binatang yang masuk rumah, termasuk
ular, kecuali setelah memberi amaran sebanyak 3 kali.
6. Jangan memakai tangkal dan azimat.
7. Sentiasa sembahyang berjemaah.
8. Elakkan tinggal atau berkunjung di rumah usang,
kubur, tempat yang terasing. Elakkan sembahyang di tempat sembelihan binatang,
ketika matahari naik atau terbit.
9. Jangan buang air kecil di batu, beristinjak dengan
tulang atau najis.
10. Jangan buang air kecil atau bermain-main di
pancuran kotor atau longkang.
11. Jangan biarkan anak-anak kecil berada di luar
rumah ketika matahari masuk. Syaitan berkeliaran pada masa itu.
12. Tutup semua makanan, jangan biarkan terdedah.
Tutup bekas tempat menyimpan makanan dengan menyebut nama Allah, begitu juga
ketika menutup pintu.
13. Berwuduk sebelum tidur dan ketika berzikir.
14. Jauhkan maksiat. Semakin jauh maksiat, maka
semakin jauhlah seseorang itu daripada syaitan dan semakin hampir kepada Allah
SWT.
15. Jangan berseorangan terutamanya ketika bermusafir.
16. Serah diri dan tawakkal kepada Allah ketika keluar
dari rumah.
17. Baca satu surah daripada surah Al-Quran sebelum
tidur.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan